Langsung ke konten utama

Kisah kelahiran PEJUANG kami

22 maret 2018
22.46


My Birth Plan for 4th baby

I have a plans for my upcoming birth as below:
To doctor and nurse :
  1. I want to deliver a baby as gentle as i can.
  2. I want my husband and 1 my doula to accompany me at labour room.
  3. I want flexibility position in active labour.
  4. I want information  clearly about my progress labour and give some choices for me to pick.
  5. I want to using gymball at labour room and can access that ball anytime i want.
  6. I don’t want my labour is become witness for the training nurse or doctor.
  7. I want IMD as soon as possible and all the measurement can wait until 1 hour IMD ended
  8. I reject all the SUFOR and will waiting my breast produce milk for my baby.
  9. I prefer to do delay cord clamping as long as my IMD ended and prefer my husband to cut it off.
  10. My cord will be given to my husband and will be buried  at our home.
  11. I want to get flexible access to drink and eating in the labour room.
  12. I prefer to get VT is maximal 3 times before delivery.
  13. I want doctor to help me when the delivery if there is stuck in the end.
  14. As recovery, after IMD, i want to rest immediately in my own room.
  15. After all the measurement, i want my baby is bringing to my room (rooming in),
  16. I want doctor do IUD after delivery.

To my husband or doula:

  1. I want massage at my active labour.
  2. I want hug and warning if i seen not consistent in the breath.
  3. After delivery, i want my room using aromatherapy to support my recovery.
  4. I want a glass of tea before resting.
malam itu aku masih menyempatkan menuliskan birth plan utk kelahiran anak ke-4 ku seperti diatas dan Kamis malam itu, tepatnya 22 maret 2018 aku kembali merasakan gelombang konstraksi dan mulai memakai aplikasi pregnancy + yg aku install di iphone ku. Jeda antar konstraksi berkisar di 10 - 15 menit. Suami sedang berada di pekanbaru saat itu dan flight kembali ke palembang nya pun di siang hari dengan transit terlebih dahulu di jakarta. Mamak pun sedang berada di bandung untuk urusan tanah bibik mareta. Hari sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan ternyata gelombang konstraksi tidak berhenti seperti hari-hari sebelumnya. Aku mulai aktifitas seperti biasa dan mulai aktif memberi kabar ke suami mengenai perkembangan kostraksi nya. Makin menjelang siang, seiring dengan makin intens nya dan situasi di dalam rumah yang tidak kondusif bagi ku untuk persiapan kelahiran, aku pun meminta ijin ke suami untuk duluan ke rs. RS yang dituju adalah RS yang kemungkinan besar tidak akan macet dan bisa ditempuh dengan cepat. Walo sebenarnya, hati ini ingin sekali melahirkan di RS yang sama pada kelahiran sebelumnya yaitu RS CHARITAS dengan Dr Andrianto yang sabar sekali. Tapi akhirnya saat itu aku putuskan ke RS Myria walo belum tahu nanti nya akan dengan Dr siapa disitu.

Sesampai di Myria, aku ditemani mertua langsung menuju pendaftaran dan kemudian kami di arahkan ke IGD. Sesampai di IGD, perawat IGD dengan sigap mempersilahkan ku masuk ruangan untuk mengecek bukaan. Dan ternyata bukaan ku sudah bukaan 4. Kemudian, aku ditanya2i akan melahirkan dengan dokter siapa dan dengan yakin aku mengatakan terserah dengan dokter siapa aja bisa. Kemudian aku di arahkan ke dokter emir yang saat itu memang masih ada di rumah sakit. Tidak lama kemudian, perawat kembali datang dan membawa infus dan dengan perintah dokter bahwa aku musti dipasangin infus. Aku bingung sekali karna utk anak 1,2,3 gak ada yang pake di infus2 dan semuanya normal. Begitu juga yang ke4 ini tidak ada gejala yang mengatakan bahwa aku musti di infus. Selain itu, kebingungan ku juga melihat para perawat IGD pun sebegitu terheran nya melihat aku yang masih bisa tertawa dan ngobrol2 bahkan mendaftar kamar di bagian pendaftaran di depan. Kehamilan ke4 ini bukanlah tanpa rasa sakit tp karna sudah mengerti dan pengalaman dalam pengaturan nafas saat konstraksi terjadi membuatku terlihat rileks menjalani nya. Padahal klo dibilang sakit yo pasti sakit lah. Awalnya aku menolak untuk di infus, dan masih tetep ingin bisa bergerak selama menunggu bukaan lengkap. Tetapi karna perintah dokter dan dengan iming2 lebih mudah untuk memberikan obat akhirnya aku bersedia. Dan setelah di infus, barulah kusadar pererawat menyuntikkan pitosin dalam cairan infus ku. What??? Aku paling tidak suka intervensi yang tidak perlu seperti ini. Aku mau nya secara alami! Tapi apalah daya pasien seperti ku yng udh bukaan 4 ke 5 ini, mo komplein kemana. Mo ganti rs tp macet dimana mana.

Akhirnya aku meneguhkan hati dan di dorong dengan kursi roda ke ruangan kebidanan dimana dokter sudah menunggu. Sewaktu melihatku yg masih terlihat happy dan masih bisa ngobrol, dokter nyeletuk “pasti salah nentuin bukaan perawat igd itu, gak mungkin bukaan 4 masi bisa ketawa2. Aku pun balas bilang “ bukaan 8 baru nangis dok. sempat terpikir juga kok ini dokter skeptis banget ya orang nya, masa dia belum pernah nemuin pasien yang masih terlihat happy dalam persalinan? kalo dilihat dari perawakannya memang ini dokter keliatannya masih muda dan kurasa masih kurang pengalaman dalam persalinan yang gentle deh. singkat cerita, aku di dorong juga tuh ke kamar bersalin dan di dalam kamar sudan ada 1 pasien yang nunggu lahiran juga. nah, aku ada di sebelahnya yang kebetulan tempat AC ditaruh utk 1 ruangan bersalin itu. jadi kebayang dong ya gimana itu dingin nya. angin langsung ke kepala walo sudah di atur2 itu fan dan swing nya, tapi tetap aja masih kena cuy ke kepala ane. huffffff..... kembali ketidaknyamanan berikutnya yg kualami. minta itu tempat tidur di dorong dikit ke depan biar gak kena kepala langsung, eh tau nya tempat tidur udah di lengketin ke dinding. ya ampun..... jadi lah aku kembali berpasrah diri. trus, mulai di suruh naek ke atas tempat tidur buat di cek bukaan ama tu dokter. dia cek ternyata uda bukaan 5 ke 6. dan dengan santainya dia bilan "aku pecahin aja ketuban nya biar cepet lahiran. loh loh ini dokter sembarangan aja yak. kok masih bukaan segitu udah maen pecahin ketuban. sungguh aneh bin gilak. aku pun teriak gak mau dok gak mau dok. saya nunggu lengkap aja Karena saya juga nunggu sumi datang, dia uda landing pesawat nya dok. sebentar lagi juga dia sampai. tapi tuh dokter gak mau denger dong, gagal mecahin ketuban di percobaan pertama, dia coba lagi di percobaan kedua pake nyeletuk "susah amat ini dipecahin. kok gak dapat dapat!!! aku liat tuh ke bawah darah uda ada di tempat tidur dan kulihat dokter pegang alat sejenis ama gunting loh. aasliiiiiii ngeri banget. belum pernah seumur2 ampe dah 3x lahiran normal lihat itu alat. setelah percobaan kedua akhirnya dokter itu nyerah dan dengan ketus nya bilang ke perawat "kabarin saya kalo dia sudah lengkap!"

hufff... pergilah si dokter keluar kamar bersalin dan perawat tidak kalah jutek nya bilang kalo aku musti miring ke kiri.. what???? emang dikira aku baru pertama kali lahiran. klo cmn terikat di tempat tidur ya sakit nya tak tertahan kan lah. gak perduli dah ama itu perawat, aku turun dari tempat tidur dan dengan bantuan mertua yang memompa bola gymball. walo gak sampe sempurna banget tapi cukuplah utk aku bisa goyang inul di atas gymball. karna denger ada suara mompa gymball gtu datanglah lagi si perawat jutek dan bilang "ibu... saya kan sudah suruh supaya diatas tempat tidur saja. ibu musti kooperatif !!!! trs ku jawab ya sakit lah sus klo diatas. di balas lagi kan sakit itu supaya cepet lahirnya. dezing........!!! ni orang kek nya lum pernah lahiran deh. sakit itu memang wajib tetapi kita pun musti aktif untuk mengatasi rasa nyeri tersebut dengan tetep bergerak. sakit tidak dilawan tapi bersama sakit itu kita bergerak. aduhhh sumpah lah ini orang2 pada gak di train dengan bener kek nya. bener juga ya sekarang ini orang2 terutama yang membantu persalinan dah gak tau lagi bagaimana membantu seseorang yang dlm persalinan normal yang gentle ramah ibu dan anak. rasanya pengen ku makan hidup hidup itu perawat dan dokter. gak lama di atas gymball dan keliatan nya si dedek dengan tambahan suntikan pitosin itu, perasaan ingin pipis kemudian datang, dan aku bergegas lah naek tempat tidur sambil kasi isyarat mertua panggil perawat dan gak lama ketuban pun pecah spontan. di cek pembukaan sudah bukaan lengkap dan dokter dipanggil dan mereka bersiap siap nya ya ampun lamaaaaaaa bo'. setelah itu, aku ngeden sekali dan keluar lah kepala dedek, ngeden kedua keluarlah semua badan nya kerasa kek peluru yang meluncur cepat. dan menangis dengan keras lah dia menyambut dunia ini.oek.... oekkkkkkk.....!!!!!!!!!!!!

si dedek langsung dibawa ama perawat buat di timbang timbang dan tangisan nya sungguh sungguh keras sekali. pejuang ke-4 ku akhirnya lahir dengan selamat dan dia sudah terbukti bertahan terhadap intervensi tangan dan gunting dokter yang mau mecahin ketuban nya sebelum waktunya. dia sudah terbukti sangat kuat menghadapi tekanan yang berulang kali mem-VT dengan bukti detak jantung nya selalu dalam keadaan normal dan dia sudah terbukti kuat tidak mengalami stress yang sebenarnya sudah aku alami sejak pertama di infus di rs ini. Pejuang ku ini lahir dengan berat 3,3kg dan panjang 49cm dan papa nya memberi dia nama Daniel Kenshiro yang artinya Tuhan yang akan menjadi hakim unto anak ke-4 kami, dia akan mempunyai hikmat yang tidak berkompromi terhadap dunia. aku dapat 1 jahitan dan Sebelum dijahit di bius lokal terlebih dahulu. setelah selesai di jahit, mulai dibersihkan deh semua bekas darah dan dipasangin pampers lahiran dan setelah selesai baru di dorong ke kamar. untuk Anak ke-4 aku pakai BPJS dan dapat kelas 1, tapi Kemudian mutusin utk naik 1 tingkat ke VIP biar dapat 1 kamar yang isinya 1 pasien.

untuk kamar sebenarnya standar aja lah ya, standar VIP dan selisih bayar nya kena hampir 2 jt. masuk RS Myria sekitar jam 5 an dan lahiran jam 5:45 sore hari. keesokan harinya sabtu sore sudah disuruh pulang. kesimpulanku aku tidak merasakan pengalaman melahirkan yang gentle di RS myria. intervensi medis di paksakan dan pasien tidak diberi info yang cukup untuk memutuskan bahkan mau seperti apa kelahiran yg diinginkan. terkesan dokter ingin cepet2 pulang karna aku sempat denger dokter bicara kalo dia sangat mengantuk dan ingin segera pulang. kurasa itulah alasan terbesar nya mau mecahin ketuban sebelum waktu nya dan mungkin ditambah aku pake BPJS yang pasti gak kan sebesar bayaran pasien yang bayar sendiri. sedangkan perawat nya yang nanganin aku maren sangat kurang ilmu kebidanan nya bahkan kurang punya  empati yang cukup dan pastinya kurang punya sifat melayani. bekerja hanya untuk materi tapi bukan panggilan hatinya. isen-iseng pas tuh perawat lagi bersih2in aku tanya "sudah merit sus? sudah punya anak Berapa? dia jawab blm bu. belum merit dan blm punya anak. balik aku tanya lagi " kalo nanti suster punya anak, bakal mau lahiran normal atoo cesar sus? dijawab dengan meyakinkan nya "cesar bu" gubrak guling guling dah. ini yang bantu persalinan aku aja mau nya cesar. kagak ada sama sekali mau lahiran secara normal. orang yang punya kredibilitas rendah terhadap persalinan normal yang membantu persalinan ku dan dengan pongah nya memberikan nasihat bagaimana supaya bisa melahirkan dengan cepat sedangkan dia sendiri tidak mempunyai ilmu yang cukup ttg persalinan. weleh weleh... sungguh aku tak Henti-henti nya bersyukur kepada Tuhan Yesus krn memampukan aku melalui persalinan dengan kenyataan yang mengerikan seperti ini. pitosin yang diberikan membuat rasa sakit berkali lipat dari yang biasanya aku alami, dan aku musti menghadapinya sendirian tanpa suami di sampingku untuk menenangkanku dan hanya satu yang kuingat, aku musti berdoa dan dari awal sampai akhir aku pun berbahasa roh dan menggantungkan semua nya kepada kehendak Tuhan dan setelah selesai lahir pun, tak henti hentinya aku berucap TERIMAKASIH YESUS, TERPUJILAH ENGKAU TUHAN.. TERPUJILAH YESUS...BLESS THE LORD !!!!!!! BUKAN KARNA KEKUATAN KU TAPI KARNA KEKUATAN TUHAN YANG MEMAMPUKANKU. PRAISE THE LORD!!!!!!!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Start di Titik NOL Hidupku..

Perkenalkan nama ku Odilia Octavia Surbakti dan Nama Suami ku Mario Judistira perangin-angin. kami berasal dari suku karo dan baru saja menyelesaikan semua prosesi adat dan pmberkatan di gereja tanggal 04- 05 maret 2011 yang lalu. a. prosesi pernikahan adat karo kami mulai dengan "baba belo selambar & nganting manuk" hari sabtu 26 Feb 2011. Walo sebelum acara, Palembang diguyur ujan lebat banget ampe rumah abang sepupu bang madi yang kami tempati kebanjiran, tapi akhirnya pada waktunya berhenti dan kami bisa sampai di gedung BLK tepat waktu dengan cuaca yg sudah cerah. Baba belo selambar & nganting manuk adalah prosesi perkenalan calon ke masing2 keluarga dan sekaligus membicarakan prosesi adat serta "nilai tukar" yang musti di berikan pihak laki-laki ke keluarga perempuan. Nilai nya pun tidak besar kok. kemarin utk keluarga ku tidak sampai 1 juta. b. Penerimaan di GBKP Palembang hari minggu 27 Feb 2011 setelah kebaktian dan di gabungkan dengan prosesi p

Hari ke 4 - semua nya dapat

Sekarang memasuki hari ke 4 tantangan 30 hari ku. Kali ini fokusku tidak ke 1 anak saja tapi lebih ke mereka semua, kak ziv, bub, adin, niel. Kalau kemaren kemaren kami berenang di kolam kali ini walau masih memakai media yg sama yaitu kolam, tapi dari awal tujuan nya adalah bermain di air. Masih tetap musti minum susu dan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas kami. Awalnya, anak anak kurang terihat bersemangat krn mereka masih tetep fokus nonton pilem kartun di tipi, dan hanya niel yang nemenin si emak nyiapin kolam nya. Kali ini emak nggak full in tinggi kolam nya krn tujuan bermain kali ini. Bubu waktu liat agak komplein sebenarnya tapi akhirnya dia nerima nerima juga sih. Nah, setelah itu mereka semua mulai membuka pakaian dan bersiap masuk dalam kolam walau air belum penuh. Dan sewaktu si emak membawakan sebagian keranjang mainan ke sisi kolam, mereka semua berteriak kegirangan dan mulai semangat memasukkan satu satu mainan ke dalam kolam. Niel hampir semua mainan d

Persiapan Kelahiran pertama ku

Sekarang posisi ku sudah di jambi, di tempat orang tua dan akan berjauhan untuk sementara waktu dengan suami tercinta sampai lahiran dedek pertama ku. aktifitas pertama, menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan kebisingan suara2 mobil dan motor yang lalu lalang di depan rumah, krn rumah ku persis di samping jalan besar lintas sumatera. menyesuaikan diri dengan rutinitas dan nada2 tinggi dan seringkali emosi yang di perlihatkan oleh org2 di rumah ini. menyesuaikan diri dengan hawa yang sangat gerah dan panas.dan kemudian mulai melakukan pengecekan terhadap kandungan ku krn perjalanan jauh yang telah aku tempuh dari padang ke jambi. Dokter pun sudah memberikan obat keputihan yang bentuknya peluru, dimasukkan setiap malam 1 hari 1 kapsul. dan sungguh kapsul itu sangat perih. nama kapsul keputihan nya Vagistin.sempat cek ke internet dan ternyata bny jg dokter2 lain yang memberikan vagistin sbg obat keputihan. walo agak lega, tapi bbrpa kapsul yang masih harus dipakai tetap membuat ku k