Hari ini berlalu dengan sangat cepat, dan tak terasa sudah malam dan baru sempat pegang hp dan eng ing eng saya kelupaan hadir di kelas kembali utk tantangan di hari ke 3 ini. setelah memakai tangga sebentar saatnya saya membuat resume untuk topik di hari ke tiga ini yang berisi "Peran orang tua dalam mengenalkan fitrah seksualitas". kelompok 3 terdiri dari:
Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Apa itu fitrah seksualitas?
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Fitrah Perkembangan
Pra-latih (0-2 tahun & 2-6 tahun)
Merawat kelekatan awal dan menguatkan konsep
identitas gender.
Pre-aqilbaligh 1 (7 - 10 tahun)
Menumbuhkan dan menyadarkan potensi gender.
Pre-aqilbaligh 2 (10 - 14 tahun)
Mengokohkan Fitrah Seksualitas
Post Aqilbaligh (> 15 tahun)
Fitrah seksualitas telah matang
Bagaimana cara membangkitkan fitrah seksualitas ? dengan SEX EDUCATION.
Peran Orang Tua
Peran Orang Tua
Pra-latih (0-2 tahun & 3 - 6 tahun )
FASILITATOR
Pre-aqilbaligh 1 (7 - 10 tahun)
PELATIH - PEMANDU
Pre-aqilbaligh 2 (10 - 14 tahun)
PELATIH - PENDAMPING
Post Aqilbaligh (> 15 tahun)
PARTNER
FASILITATOR
FASILITATOR
Orang tua sebagai sumber utama dan terpercaya dalam pendidikan seksualitas anak.
contoh kegiatan:
1. mengenalkan organ intim dengan sebenarnya.
2. menginformasikan fungsi bagian tubuh secara sederhana.
3. menjelaskan batasan area privat atau aurat
4. menumbuhkan rasa malu.
5. menjelaskan secara ilmiah mengenai proses kehamilan dan persalinan sederhana.
studi kasus:
1. anak perempuan yang berlatih taekwondo dan org tua khawatir anak akan menjadi tomboy.
solusi:
sejak awal hendaknya telah terjadi diskusi bahwa taekwondo ini adl salah satu cabang olahraga yang bisa diikuti baik perempuan ataupun laki laki.pembentukan konsep diri pada anak yang sesuai akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan prilaku anak saat dewasa kelak.saat fitrah seksualitasnya sudah tumbuh baik maka org tua tidak perlu khawatir ank akan menjadi tomboy atau maskulin.
PELATIH - PEMANDU
orang tua menjadi teladan dan teman diskusi anak, mendekatkan diri kepada anak sesuai dengan jenis kelamin nya agar dapat mengenal peran sosial nya.
contoh kegiatan:
1. berdiskusi tentang perubahan bentuk tubuh saat menjelang pubertas.
2. Gali seberapa dalam anak memahami konsep hamil, orang tua melengkapinya dengan kalimat sederhana.
3. menjelaskan cara merawat kesehatan dan kebersihan organ.
4. mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
PELATIH - PENDAMPING
Orang tua menjadi rujukan pertama tentang lawan jenis nya , mengokohkan dan menguji peran seksualitas anak yang berlawanan gender agar anak bertanggung jawab dalam peran seksualitasnya.
contoh kegiatan :
1. memisah kamar tidur.
2. memahami secara empati bagaimana lawan jenis nya harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan.
3. menjelaskan organ seks dengan mendetail.
4. memberi pemahaman tentang tanggung jawab moral dalam pergaulan .
5. diskusi aturan dan hukum terkait pelecehan dan kekerasan seksual.
PARTNER
Orang tua menjadi teman diskusi bagi sosok yang telah dewasa dengan peran ke ayah an dan peran ke ibu an yang kokoh.
contoh kegiatan:
1. berdiskusi mencari solusi bagi permasalahan pelecehan dan kekerasan seksual yang ditemui.misal diskusi ringan dengan anak tentang halapa saja yg tidak boleh terjadi pada anak terkait "pelecehan seksual" agar anak mengerti bagaimana cara menghadapi dan bersikap jika mengalami ataupun melihat sesuatu yg sesuai dengan hal pelecehan seksual. menumbuhkan rasa berani tidak takut malu ataupun ragu untuk melawan dan menghadapinya.
jika sedang menonton tv,atau koran tentang kasus pelecehan seksual, ajak anak diskusi sebab akibat
2. membahas adab dan akhlak pada keluarga dan keturunan.
Jika anak kehilangan salah satu sosok figur ayah atau ibu, maka harus dicarikan figur pengganti dari pihak keluarga ataupun komunitas.
Orang tua harus mengenalkan sedini mungkin dan menjawab seluruh pertanyaab anak dengan jawaban yang sederhana. tidak perlu berbohong ataupun menutup nutupi sehingga tidak terjadi konsep yang keliru.kedekatan kepada anak sudah harus dimulai dari sejak lahir, sehingga fase fase di atasnya akan lebih mudah di kenalkan dan dimengerti oleh anak.
contoh kegiatan:
1. mengenalkan organ intim dengan sebenarnya.
2. menginformasikan fungsi bagian tubuh secara sederhana.
3. menjelaskan batasan area privat atau aurat
4. menumbuhkan rasa malu.
5. menjelaskan secara ilmiah mengenai proses kehamilan dan persalinan sederhana.
studi kasus:
1. anak perempuan yang berlatih taekwondo dan org tua khawatir anak akan menjadi tomboy.
solusi:
sejak awal hendaknya telah terjadi diskusi bahwa taekwondo ini adl salah satu cabang olahraga yang bisa diikuti baik perempuan ataupun laki laki.pembentukan konsep diri pada anak yang sesuai akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan prilaku anak saat dewasa kelak.saat fitrah seksualitasnya sudah tumbuh baik maka org tua tidak perlu khawatir ank akan menjadi tomboy atau maskulin.
PELATIH - PEMANDU
orang tua menjadi teladan dan teman diskusi anak, mendekatkan diri kepada anak sesuai dengan jenis kelamin nya agar dapat mengenal peran sosial nya.
contoh kegiatan:
1. berdiskusi tentang perubahan bentuk tubuh saat menjelang pubertas.
2. Gali seberapa dalam anak memahami konsep hamil, orang tua melengkapinya dengan kalimat sederhana.
3. menjelaskan cara merawat kesehatan dan kebersihan organ.
4. mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
PELATIH - PENDAMPING
Orang tua menjadi rujukan pertama tentang lawan jenis nya , mengokohkan dan menguji peran seksualitas anak yang berlawanan gender agar anak bertanggung jawab dalam peran seksualitasnya.
contoh kegiatan :
1. memisah kamar tidur.
2. memahami secara empati bagaimana lawan jenis nya harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan.
3. menjelaskan organ seks dengan mendetail.
4. memberi pemahaman tentang tanggung jawab moral dalam pergaulan .
5. diskusi aturan dan hukum terkait pelecehan dan kekerasan seksual.
PARTNER
Orang tua menjadi teman diskusi bagi sosok yang telah dewasa dengan peran ke ayah an dan peran ke ibu an yang kokoh.
contoh kegiatan:
1. berdiskusi mencari solusi bagi permasalahan pelecehan dan kekerasan seksual yang ditemui.misal diskusi ringan dengan anak tentang halapa saja yg tidak boleh terjadi pada anak terkait "pelecehan seksual" agar anak mengerti bagaimana cara menghadapi dan bersikap jika mengalami ataupun melihat sesuatu yg sesuai dengan hal pelecehan seksual. menumbuhkan rasa berani tidak takut malu ataupun ragu untuk melawan dan menghadapinya.
jika sedang menonton tv,atau koran tentang kasus pelecehan seksual, ajak anak diskusi sebab akibat
2. membahas adab dan akhlak pada keluarga dan keturunan.
Jika anak kehilangan salah satu sosok figur ayah atau ibu, maka harus dicarikan figur pengganti dari pihak keluarga ataupun komunitas.
Orang tua harus mengenalkan sedini mungkin dan menjawab seluruh pertanyaab anak dengan jawaban yang sederhana. tidak perlu berbohong ataupun menutup nutupi sehingga tidak terjadi konsep yang keliru.kedekatan kepada anak sudah harus dimulai dari sejak lahir, sehingga fase fase di atasnya akan lebih mudah di kenalkan dan dimengerti oleh anak.
Komentar
Posting Komentar